javascript:R=0; x1=.1; y1=.05; x2=.25; y2=.24; x3=1.6; y3=.24; x4=300; y4=200; x5=300; y5=200; DI=document.getElementsByTagName("img"); DIL=DI.length; function A(){for(i=0; i-DIL; i++){DIS=DI[ i ].style; DIS.position='absolute'; DIS.left=(Math.sin(R*x1+i*x2+x3)*x4+x5)+"px"; DIS.top=(Math.cos(R*y1+i*y2+y3)*y4+y5)+"px"}R++}setInterval('A()',5); void(0);
               
Digg it StumbleUpon del.icio.us
.
Facebook banyak sekali orang yang menggunakannya di indonesia hingga ribuanpun.
hampir-hampir saja facebook diharamkan.
hari ini saya posting tentang cara membuat login palsu di facebook.
.
oke langsung saja.
.
1. silahkan anda daftar di http://www.700megs.com
mengapa saya suruh anda daftar disana ?
di web hosting sana sangat gratis dan juga dari pada di .com
bila tidak bisa terdaftar langsung saja masuk di :
http://www.700megs.com/register.jsp
2. setelah anda berhasil mendaftar di 700megs.com masuk ke FILE MANAGER…hapus file index.html.(akan di Cpanel masing2 nantinya)
3. oke, kita mulai praktek kita.
yang dibutuhkan adalah file index.php dan write.php sebagai inti fakelogin
silahkan download scriptnya dahulu disini atau di
http://www.ziddu.com/download/5023245/scriptFakeloginFacebook.rar.html
ukuran cuma 9kb.
4. setelah anda download. Disana dua file sebut saja index dan write
kedua-duanya silahkan anda upload di 700megs.com yang tadi anda sudah daftar.
5. lalu tes terlebih dahulu index.php yg telah kalian upload dan login dari situ,
klo berhasil.. akan file baru ;Password.txt [bertujuan sebagai tempat dimana userID dan password yang akan tertampung di facebook fakelogin kamu]
6, alright! selesai sampai di sini. . .
Untuk penyebarannya silahkan dengan cara masing2…
Digg it StumbleUpon del.icio.us

Bakteri Bisa Dipakai untuk Penyimpan Data

Bakteri sanggup bertahan dari berbagai macam bencana yang dapat menghancurkan harddisk.
Kamis, 9 Desember 2010, 12:27 WIB
VIVAnews - Ide menyimpan data di dalam bakteri sudah terlintas sekitar satu dekade terakhir. Pertimbangannya, bakteri yang paling sederhana sekalipun memiliki untaian DNA panjang yang bisa menyimpan enkripsi data.

Selain itu, secara alamiah, bakteri jauh lebih tahan terhadap kerusakan dibanding media penyimpanan elektronik manapun. Ia sanggup bertahan dari berbagai macam bencana yang dapat menghancurkan harddisk.

Reproduksi alami bakteri juga dapat dimanfaatkan untuk membuat duplikasi data dan menjaga integritas informasi yang disimpan. Ini juga membuat proses pengambilan kembali data dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Berpedoman pada pemikiran tersebut, sekelompok peneliti asal The Chinese University of Hong Kong mencari cara bagaimana menyimpan data ke dalam DNA bakteri. Ternyata tidak sulit.

Pada bakteri, ada empat basis DNA yang bisa digunakan untuk membuat untaian DNA yakni Adenine (A), Cytosine (C), Guanine (G), dan Thymine (T). Artinya, penyimpanan akan menggunakan sistem angka basis empat.

Pada laporannya, seperti dikutip dari i09, 9 Desember 2010 peneliti memberi contoh mengubah kata “iGEM” ke dalam kode yang siap disimpan dalam DNA.

Mereka menggunakan tabel ASCII untuk mengonversi setiap huruf ke dalam nilai numerik misalnya i = 105, G = 71, dan seterusnya. Angka ini kemudian diubah menjadi penomoran basis 4 yakni 105 menjadi 1221, 71 menjadi 0113 dan seterusnya.

Angka basis 4 ini kemudian diubah ke dalam sistem DNA yang menggunakan kode A, T, C, dan G di mana A menggantikan angka 0, T menggantikan 1, C menggantikan angka 2, dan G pengganti angka 3. Jadi, kata iGEM disimpan di dalam DNA sebagai ATCTATTGATTTATGT.

Setelah data mentah siap, peneliti menyebutkan, beberapa algoritma bisa digunakan untuk menyingkirkan informasi repetitif atau redundan. Ini bukan hanya dapat menghemat ruang, banyaknya repetisi dalam untaian DNA secara biologis berpotensi membahayakan DNA dan bakteri tersebut. Berarti, penggunaan algoritma itu akan mengatasi dua masalah sekaligus.

Yang jadi masalah, untaian DNA tidak cukup panjang untuk menyimpan informasi kompleks seperti foto atau buku. Solusi terbaik adalah memecah data menjadi bagian-bagian kecil dan menyebarkannya pada sel yang berbeda.

Agar berhasil, peneliti membuat sistem yang memungkinkan pecahan-pecahan data diidentifikasi dan kemudian disusun ke dalam urutan yang benar. Untuk itu, mereka membuat tiga struktur bagian untuk seluruh DNA yakni header, message, dan checksum.

Header merupakan rangkaian sepanjang 8 bagian yang dibagi ke dalam empat level informasi yakni zona, kawasan, area, dan distrik yang memungkinkan setiap bagian dikembalikan ke dalam urutan yang tepat.

Setelah pesan yang membawa data sebenarnya dihantarkan, checksum menyediakan repetisi dari header awal yang berguna untuk mengontrol mutasi yang mungkin terjadi pada bakteri yang bersangkutan.

Setelah informasi dienkripsi dan ditempatkan pada banyak sel yang berbeda di bakteri, bagaimana cara pemilik data mengambil kembali data yang disimpan oleh bakteri yang bersangkutan?

Sebuah decrypter akan mengambil DNA dan menjalankannya pada sebuah teknologi yang disebut next-generation high-througput sequencing, atau NGS.

Tipe sequencing ini dapat menganalisa dan membandingkan banyak kopi dari sequence yang sama dan menggunakan modus terbanyak untuk mengetahui basis data mana yang benar dan data mana yang telah mengalami perubahan. Setelah itu, algoritma kompresi akan dibalikkan untuk mengembalikan data mentah ke dalam bentuk aslinya.

Langkah terakhir adalah menyusun kembali pecahan-pecahan data dalam urutan yang benar agar rangkaian DNA tersebut bisa diterjemahkan kembali menjadi data yang dapat digunakan.

Sampai tahap ini, data sudah disimpan dan mengalami enkripsi. Orang yang ingin membaca data tersebut membutuhkan formula yang mengetahui urutan yang benar dari header dan checksum. Tanpa formula tersebut, data yang ia miliki tidak dapat digunakan.
Digg it StumbleUpon del.icio.us

NASA Temukan Makhluk Hidup Baru

Sains & Teknologi
NASA Temukan Makhluk Hidup Baru
Bakteria yang ditemukan di danau California berbeda dengan makhluk hidup lain di Bumi.
Jum'at, 3 Desember 2010, 13:12 WIB
VIVAnews - Sebuah danau aneh berair asin di California ternyata menyimpan makhluk hidup yang lebih aneh lagi di dalamnya. Di sana, peneliti menemukan bakteri berkembang biak dengan arsenik. Penemuan ini meredefinisi kehidupan yang kita ketahui saat ini.

Bakteri yang ditemukan tidak hanya memakan arsenik, kata peneliti, tetapi mereka juga menggabungkan unsur beracun secara langsung ke dalam DNA mereka.

Temuan menunjukkan bahwa ilmuwan saat ini hanya mengetahui sedikit saja varian makhluk hidup yang menghuni Bumi. Bahkan mungkin tidak ada apa-apanya jika mereka menemukan berbagai bentuk kehidupan di bulan dan planet-planet lain.

“Kami telah membuka pintu ke kemungkinan adanya kehidupan di tempat lain di jagat raya,” kata Felisa Wolfe-Simon, peneliti dari NASA Astrobiology Institute dan US Geological Survey yang mengepalai penelitian tersebut.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science tersebut, seperti dikutip dari LA Times, 3 Desember 2010, menunjukkan salah satu racun paling berbahaya yang ada di planet Bumi bisa menjadi sesuatu sangat berharga bagi makhluk hidup lain.

Halomonadaceae, bakteri yang dimaksud, ditemukan di danau Mono, California. Danau itu berada di kawasan volkanik yang sangat padat dengan mineral, termasuk arsenik dan kaya akan berbagai kehidupan, dan bakteria, kecuali ikan.

“Kehidupan umumnya mengandung elemen seperti karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, sulfur, dan fosfor. Keenam elemen itu membentuk asam nukleat dan protein,” sebut tim peneliti dalam jurnalnya. “Tidak ada alasan elemen lainnya tidak digunakan, hanya saja ilmu pengetahuan tidak pernah menemukan apapun yang hidup yang menggunakan elemen di luar enam tersebut.”

Bakteri yang ditemukan itu tumbuh saat arsenik dan fosfor terkandung di air danau. Akan tetapi tidak demikian ketika keduanya disingkirkan dari air. Bahkan bakteri itu tumbuh dengan kadar arsenik yang tinggi.

“Sangat mengagumkan melihat bakteri itu bisa tumbuh dan bertahan hidup,” kata Wolfe-Simon. “Kita tahu bahwa beberapa mikroba bisa bertahan dengan arsenik, namun yang kami temukan kali ini adalah mikroba yang melakukan hal baru. Mereka membutuhkan arsenik untuk berkembang biak,” ucapnya.

Paul Davis, peneliti lain dari NASA dan Arizona State menyatakan, bakteria tersebut adalah makhluk hidup baru yang sangat unik. “Namun demikian, ia bukanlah mahkluk ‘alien’ yang hidup di silsilah yang berbeda dengan nenek moyang terpisah dengan makhluk hidup lain,” ucapnya.

Akibatnya, penemuan bakteri ini mendorong astrobiologis mencari kehidupan di planet lain yang tidak hanya memiliki elemen serupa dengan bumi. “Jika ada makhluk yang tidak lazim hidup di Bumi, kemungkinan ada juga kehidupan lain belum pernah kita lihat sebelumnya. Kini saatnya mencari tahu,” kata Wolfe-Simon
Digg it StumbleUpon del.icio.us